1. Dengan Menggunakan Kartu Stock,
Saldo
akhir persediaan dapat di lihat di kartu stock saldo akhir
masing-masing item barang persediaan. Jika tidak ada saldonya maka bisa
menggunakan metode pengurangan jumlah masing-masing item barang masuk
dengan jumlah item barang keluar.
2. Dengan Menggunakan Metode Laba Kotor
Formula Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah:
HPP = Saldo Awal Persediaan + Pembelian – Saldo Akhir Persediaan
Untuk menghitung Saldo Akhir Persediaan, rumusnya tinggal dibalik, jadinya:
Saldo Akhir Persediaan = Saldo Awal Persediaan + Pembelian – HPP
Sebelumnya kita mencari HPPnya dulu dengan menggunakan Laba Kotor
Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan
Untuk mencari HPP formulanya tinggal dibalik, jadinya:
Harga Pokok Penjualan = Penjualan Bersih – Laba Kotor
Nah, “Laba Kotor” inilah yang
diestimasi dengan menggunakan tarif tertentu. Itu sebabnya metode ini
disebut dengan “Metode Laba Kotor” alias “Gross Profit Method.”
Perlu
diingat, hasil perhitungan ini tidak dijamin akurat 100%. Sebab Harga
Pokok Penjualan dihitung dengan menggunakan estimasi, yakni tarif laba
kotor yang belum tentu sama dengan kenyataannya.
Dengan demikian berarti anda bisa memperkirakan (mengestimasi) nilai saldo akhir persediaan sepanjang punya data:
1. Penjualan Bersih
2. Tarif Laba Kotor
3. Saldo Awal Persediaan; dan
4. Pembelian (penambahan) persediaan
Contoh Kasus:
Rini
adalah Chief Accountant PT. JAK yang masih menggunakan sistim periodik
untuk persediaannya. Stock opname persediaan PT JAK dilakukan secara
terjadwal yakni tanggal 31 Desember setiap setahun. Untuk mengajukan
kredit ke bank, boss nya Rini mendadak minta Laporan Keuangan sampai
dengan 31 Agustus. Adapun data yang tersedia, yaitu:
Saldo Awal Persediaan = Rp 50,000,000
Pembelian Persediaan (1 Jan s/d 31 Agustus = Rp 70,0000
Penjualan Bersih (1 Jan s/d 31 Agustus = Rp 200,000,000
Pertanyaan: Berapa Saldo Akhir Persediaan saat ini?
Solusi:
Karena tidak
ada kartu stock, Rini terpaksa hanya mengira-ngira nilai saldo akhir
persediaannya. Supaya bisa menggunakan metode “Laba Kotor” (Gross
Profit), disamping data di atas Rini masih perlu mengetahui tarif
estimasi Laba Kotor PT. JAK terlebih dahulu.
Menurut informasi
bossnya, PT. JAK selama ini selalu mematok Laba Kotor sekitar 50% untuk
setiap produk yang dijual. Dengan informasi ini sekarang Rini bisa
menghitung estimasi saldo akhir persediaan, dengan menggunakan 2 langkah
berikut:
Langkah-1 (Menghitung Estimasi Harga Pokok Penjualan):
Penjualan Bersih – Estimasi Tarif Laba Kotor = Estimasi Harga Pokok Penjualan
Rp 200,000,000 – Rp (50% x Rp 200,000,000) = Estimasi Harga Pokok Penjualan
Rp 200,000,000 – Rp 100,000,000 = Estimasi Harga Pokok Penjualan
Estimasi Harga Pokok Penjualan = Rp 100,000,000
Langkah-2 (Menghitung Estimasi Saldo Akhir Persediaan):
Estimasi Saldo Akhir Persediaan = Saldo Awal Persediaan + Pembelian Persediaan – Estimasi Harga Pokok Penjualan
Estimasi Saldo Akhir Persediaan = Rp 50,000,000 + Rp 70,000,000 – Rp 100,000,000
Estimasi Saldo Akhir Persediaan = Rp 20,000,000
Angka
estimasi Rp 20,000,000 inilah yang kemudian disajikan oleh Rini dalam
Laporan Laga Rugi dan Neraca yang diserahkan kepada bossnya.
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Judul: Menghitung Saldo Akhir Persediaan Tanpa Stock Opname
Ditulis Oleh Unknown
Silahkan juga untuk melihat artikel seputar Akuntansi dan Pajak pada Halaman lainnya. Apabila membutuhkan Jasa Kami dapat menghubungi di Halaman Contact Us. Terima kasih atas perhatiannya
Judul: Menghitung Saldo Akhir Persediaan Tanpa Stock Opname
Ditulis Oleh Unknown
Silahkan juga untuk melihat artikel seputar Akuntansi dan Pajak pada Halaman lainnya. Apabila membutuhkan Jasa Kami dapat menghubungi di Halaman Contact Us. Terima kasih atas perhatiannya
Jika Anda menyukai Artikel ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Konsultan Pajak